Rabu, 04 Januari 2012

Makan Malam Bikin Makin Gemuk

Sebuah percobaan dengan menggunakan tikus menunjukkan, bahwa makan di malam hari bisa membuat gemuk. Penelitian juga menunjukkan, makan ketika ritme tubuh melambat, bisa membuat porsi makan Anda jadi lebih besar.

Menurut sebuah studi di Northwestern University di Illinois, Amerika Serikat (AS), mempertahankan berat badan yang tepat membutuhkan perhitungan waktu makan. Orang yang biasanya makan lebih banyak di malam hari, lebih rentan menambah berat badannya.

Orang yang mengkonsumsi lebih dari setengah kalori harian mereka setelah makan malam, atau bekerja shift malam memiliki lebih banyak kemungkinan untuk menjadi gemuk.

“Ini karena mereka makan pada saat irama alami tubuh meminta untuk tidur,” jelas penulis penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Obesity, seperti dilansir Pravda, Selasa (3/1/2012).

Penelian ini dipimpin oleh Fred Turek, yang merupakan penulis utama studi ini. Fokus utamanya adalah ritme circadian, semacam jam biologis yang menunjukkan kapan waktu untuk tidur, bangun dan makan selama 24 jam, yang memiliki peran penting dalam studi mengenai obesitas.

Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, para pemimpin penelitian selama 6 minggu meneliti dua kelompok tikus yang diberi diet dengan kandungan lemak tinggi: satu kelompok selama 12 jam, sedangkan kelompok yang lain selama 12 jam di malam hari.

Dengan membandingkan berat sesudah dan sebelumnya eksperimen, serta membandingkannya pada tikus nocturnal (aktif pada malam hari), Turek dan timnya mengamati bahwa yang makan di siang hari mengalami kenaikan berat badan, seperti halnya dengan manusia yang makan di malam hari.

Mengingat hasil penelitian, penulis berpendapat bahwa perubahan waktu makan bisa sangat mempengaruhi berat badan, ini bisa saja menjadi awal pengembangan strategi baru untuk melawan obesitas.

“Mengkonsumsi sebagian besar kalori pada malam hari dan kelebihan berat badan merupakan hal yang beriringan. Karena fakta bahwa metabolisme yang mengatakan kecepatan tubuh membakar kalori, bekerja lebih lambat ketika tubuh diprogram untuk tidur,” jelas Dr Allan Geliebter, dari Obesity Research Center, Roosevelt Hospital di New York.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUKAR LINK OTOMATIS