Kamis, 26 Januari 2012

Gajah Sumatera Makin Terdesak Kepunahan

PARIS - International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) baru-baru ini mengubah status gajah Sumatera dari "endangered" menjadi "critically endangered". Perubahan tersebut dilakukan sehubungan makin menipisnya populasi gajah langka ini.

Gajah asli dari Indonesia tersbut dikatakan bisa saja mengalami kepunahan pada 30 tahun mendatang. Spesies yang berukuran paling kecil di antara gajah lain itu kehilangan setengah dari populasi mereka dan 70 persen habitanya, hanya dalam rentang satu generasi atau 25 tahun. Seperti diwartakan Live Science, Rabu (25/1/2012), diperkirakan hanya sekira 2.400 sampai 2.800 spesies saja yang tersisa di alam liar.

Menurut laporan IUCN, sebab utama penurunan populasi tersebut adalah hilangnya hutan dan konversi habitat asal mereka menjadi lahan pertanian. Para peneliti mencatat 9 populasi di provinsi Lampung telah hilang sejak pertengahan 1980. Pada survei hutan 2009 di provinsi Riau, hanay dalam selang lima tahun ditemukan enam kelompok yang punah.

"Nampaknya pola ini yang akan berlanjut," tulis laporan tersebut.

Secara keseluruhan, Pulau Sumatera telah kehilangan lebih dari sepertiga hutan dataran rendah alaminya. Padahal hutan tersebut adalah habitat paling tepat untuk gajah-gajah tersebut.

Organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) berpendapat, perusahaan pulp and paper dan perkebunan sawit berperan dalam mempercepat hilangnya hutan.

"Gajah Sumatera bergabung dalam daftar spesies Indonesia yang secara kritis terancam, termasuk juga orang utan Sumatera, badak Jawa dan Sumatera, dan harimau Sumatera," tandas Carlos Drews, Director of Global Species Program di WWF.

"Jika tidak segera mengambil tindakan konservasi yang efektif, hewan-hewan menakjubkan ini nampaknya akan segera punah di masa kita masih hidup," tambahnya.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUKAR LINK OTOMATIS