Sabtu, 14 Januari 2012

Citra Amerika Makin Rusak

Jakarta – Beredarnya video marinir Amerika buang air kecil di jasad pejuang Taliban menimbulkan berbagai macam reaksi. Lagi-lagi negeri adidaya ini kebakaran jenggot.Video kontroversial itu hanya berdurasi 40 detik. Namun, seluruh ekstremis Taliban pasti akan mengenangnya dan menjadi sebuah catatan sejarah buruk tak terlupakan atas Perang Afghanistan. Internet berperan besar dalam menyebarkan video ini ke seluruh dunia.
Para pengamat, baik militer maupun non-militer, tak lagi yakin insiden ini tak berpengaruh terhadap citra Amerika. Timbul pertanyaan, mengapa serdadu Amerika begitu sering melakukan penyelewengan semacam ini dan dengan bangga merekamnya?
Seperti skandal 2004 di Penjara Abu Ghraib, Irak. Serdadu AS memotret diri sendiri mempermalukan dan mengintimidasi tahanan. Dalam video terbaru ini, empat serdadu AS, diduga marinir, merekam diri mereka sedang buang air kecil ke jasad militan.
Salah seorang dari mereka bergurau dan berkata, “Have a great day, buddy.” Jelas terlihat, mereka sadar sedang direkam. Di akhir video, salah satunya memastikan apakah si perekam mengabadikan seluruh ‘adegan’ itu.
“Yup,” jawab seorang koleganya, yang ternyata seorang marinir dari unit berbasis di North Carolina. Ada pula yang santai berkata, “Golden, like a shower” saat buang air kecil ke jasad-jasad tersebut. Mereka semua tertawa dan tersenyum.
Perbincangan santai dan sikap mereka itulah yang membuat rekaman video ini begitu menjijikkan untuk dilihat. Belum dipastikan apakah jasad-jasad yang terlihat itu ekstremis Taliban. Namun marinir dalam video itu menyatakannya sebagai ‘beberapa jasad Taliban’.
“Masalahnya, seperti Abu Ghraib, Anda mendapat gambar yang jelas. Ini yang sebenarnya amat merusak,” ujar John Ullyot, mantan jubir Partai Republik untuk Komite Angkatan Bersenjata di Senat, saat sidang dengar pendapat kasus Abu Ghraib.
Ullyot yang mantan marinir dan komandan pasukan penembak jitu (sniper) bermarkas di Camp Lejeune, North Carolina, menuturkan, ada perbedaan video ini dengan Abu Ghraib. Yakni, pola penyiksaan (abuse) di Abu Ghraib yang sistematis dan disetujui oleh atasan mereka.
Kementerian Pertahanan AS langsung kebakaran jenggot dan merasa perlu segera mengeluarkan pernyataan. Pentagon langsung menyatakan mereka mengutuk insiden itu. Menhan Leon Panetta menjanjikan penyelidikan penuh dan sanksi kepada empat pelakukanya.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyebut tindakan itu tidak manusiawi. Beruntung Taliban, yang amat berang dengan video itu, berkata insiden ini takkan menghalangi keinginan mereka untuk mengadakan perundingan damai.
Di Amerika, insiden ini mungkin tak begitu penting untuk dibahas karena media dan kalangan politik sedang sibuk mempersiapkan pemilu presiden, November mendatang. Namun di luar negeri, Amerika harus memperhatikan citranya akibat insiden ini.
“Video ini menimbulkan kekhawatiran terhadap citra Amerika di dunia Islam. Sebab, video dan foto kontroversial seperti ini masih terus beredar,” kata Steven Livingston, pengajar School of Media and Public affairs di George Washington University.
Dunia masih ingat saat video serangan helikopter Apache pada 2007 yang menembaki penduduk tak bersalah, termasuk menewaskan dua jurnalis Reuters. Kemudian serdadu yang membunuh rakyat tak bersenjata di Kandahar pada 2010 lalu.
Majalah Der Spiegel dan Rolling Stone pada Maret 2011 pernah menerbitkan foto-foto tingkah serdadu yang merusak citra Amerika. Salah satunya, berpose bersama jasad seorang anak Afghanistan yang berdarah-darah dan baru mereka bunuh.
Sentimen anti-Amerika pun kian subur dan serdadu AS harus menjelaskan mengapa mereka harus narsis memajang foto-foto atau video yang amat mengganggu semacam ini. Tindakannya saja amat mengganggu, apalagi terpikir dalam benar mereka untuk mendokumentasikannya.



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUKAR LINK OTOMATIS