Rabu, 11 Januari 2012

Terapi Musik Bantu Sembuhkan Kerusakan Otak

TERAPI berbasis musik dipercaya dalam penyembuhan pasien yang mengalami kerusakan otak. Benarkah?

Lagu yang nikmat didengarkan ternyata dapat menciptakan kesembuhan bagi mereka yang mengalami kerusakan otak. Pasalnya, lewat sebuah lagu ternyata dapat menciptakan jalur-jalur baru di daerah otak yang merangsang sistem-sistem saraf kembali bekerja, seperti dikatakan peneliti.

Meski demikian, para ilmuwan masih melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang solid untuk membuktikan hal tersebut dengan memelajari sebuah studi kasus.

"Dalam 10 tahun terakhir, kami baru saja mulai memahami bagaimana musik secara luas dan menyebar memengaruhi seluruh bagian otak," tutur Michael De Georgia selaku Direktur Pusat Penelitian Musik dan Medis di University Hospital Case Medical Center, Cleveland, Amerika Serikat, sebagaimana dilansir Times of India, Selasa (10/1/2012).

"Kami baru mulai mengerti bagaimana musik begitu berpengaruh. Kami tidak tahu apa yang dapat membatasi," imbuhnya.

Sejak era usai Perang Dunia II, terapi fisik mengamati bagaimana musik dari sebuah grup bernama Big Band membantu para veteran yang mengalami trauma kembali bangkit dan menjalani kehidupan, demikian yang diujarkan Lee Anna Rasar, terapis musik dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat.

Sejak itu, peneliti menyadari akan adanya sebuah pola yang konsisten. Saat sebuah irama musik memengaruhi orang-orang dengan penyakit Parkinson, stroke, dan penyakit lainnya yang disebabkan kerusakan neurologis, bisa mendapatkan kembali langkah simetris dan keseimbangan dalam hidupnya. Setiap dentuman mampu memberikan isyarat pada otak untuk mengatur langkah kaki.

Kini, para peneliti masih melakukan tahap penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara detail bagaimana terapi musik ini bekerja. Tapi yang jelas, melalui musik, pasien bisa meraih pengetahuan dari uraian kata-kata dan musik dapat membuat seseorang dapat lebih berbicara.

Hal ini dibuktikan dari penelitian terbaru dari enam orang anak dengan autisme yang kesemuanya tidak dapat berbicara sama sekali. Penelitian ini dilakukan oleh seorang ahli neurologis dari Fakultas kedokteran Universitas Harvard, Amerika Serikat, Catherine Wan bersama mahasiswanya. Mereka mendapatkan hasil, terapi musik dapat membantu keenam anak tersebut dalam mengartikulasi kata-kata dan frase dengan perilaku yang lebih baik.

Wan mengatakan, beberapa dari anak tersebut yang berusia lima hingga sembilan tahun itu bahkan bisa menyebutkan beberapa kata setelah menjalani terapi selama delapan pekan.

"Maka dari itu, kami dengan yakin bahwa musik memiliki kekuatan tersendiri. Menurut saya penting memasukkan unsur musik dalam sebuah terapi," tutup Wan.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUKAR LINK OTOMATIS