Senin, 30 Januari 2012

Kertas Koran Bisa Tangkal Aura Negatif di Museum Santet

Pancaran Gelombang Geo Pathogen yang ada di Museum santet di Surabaya, ternyata tidak dapat dihilangkan dengan cara apapun. Sebab, gelombang ini muncul dari kejadian alam yang terjadi akibat  gesekkan atas persilangan aliran air bawah tanah.

Selain itu dengan menghilangkan gelombang ini tentunya akan berakibat fatal, karena tempat yang terdapat gelombang ini diyakini banyak dihuni oleh makhluk halus.

Solusi atas Gelombang Geo Pathogen ini memang tidak hanya dilakukan secara medis maupun secara rasional. Maka dengan menggunakan pendekatan Ilmu Rasa atau isitilah ‘Jawa Ilmu Roso’ maka akan tercetus suatu solusi.

Prof Dr Harijadi Soeprapto, salah satu pendiri Museum Santet, pernah melakukan kajian atas gelombang yang merusak jaringan sel-sel tubuh itu.

Bahkan dalam beberapa penelitiannya juga melibatkan sejumlah paranormal antara lain dari Surabaya dan Medan. Termasuk melakukan kajian medis kepada sejumlah korban yang terkena dari imbas gelombang ini.

"Dari beberapa penelitian, ternyata tanaman Pakis Kelir dapat menyerap gelombang ini sekira 99 persen," kata alumnus Universitas Airlangga, Surabaya.

Tentunya tidak semua orang dapat merasakan gelombang ini. Menurutnya, hanya orang-orang yang memiliki Ilmu Rasa Saja. Selanjutnya kertas Koran, ternyata bisa menyerap gelombang ini, kertas itu harus ditumpuk sebanyak enam lapis.

Kemungkinan, kata Harijadi, kertas koran yang terbuat dari jerami inilah yang mampu menyerap. Ini seperti ketika Amerika menggunakan jerami untuk menangkal radiasi nuklir.

Jika gelombang ini dapat diredam, otomatis sejumlah makhluk halus yang tinggal di sekitarnya akan berpindah dengan sendirinya.

"Kita tidak mengusirnya (Makhluk Halus-red) hanya meredam gelombang ini karena berbahaya. Sekarang coba lihat disekitar kamar Museum itu pasti ada tanaman pakis begitu juga dengan rumah saya ini," kata Harjadi yang tinggal tidak jauh dari lokasi Museum Santet yang sebenarnya bernama Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH - Depkes RI di Jalan Indrapura, Surabaya.

Memang diperlukan beberapa pendekatan baik secara medis maupun secara mistis. Termasuk dalam persoalan santet, secara ilmiah tidak bisa dijelaskan. Namun ada beberapa hal yang bisa dikupas secara rasional. Itupun hanya sebagain kecil saja.

Oleh karena itu dibutuhkan Ilmu Rasa. Seperti yang menimpa Syafira, gadis yang kakinya dipenuhi paku. Menurutnya, kasus itu adalah santet, sebab tidak ada penjelasan yang ilmiah. Tentunya harus ada pendekakatan secara magic melalui paranormal dan medis melalui dokter.

"Paku itu dimasukkan dengan jarak dekat, tapi gadis itu tidak merasakan sakit, namun ketika dicabut gadis ini kesakitan. Dokter itu profesi bukan ilmuwan yang penting adalah hasilnya. Proses untuk penyembuhan tidak umum tidak apa-apa," jelasnya.

Hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara rasional hanya bisa dijelaskan dengan menggunakan Ilmu Rasa. Makanya, harus ada pendekatan dua dimensi ini.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUKAR LINK OTOMATIS